Senin, 26 November 2012

Anak Betawi Lupa Budayanya

“Anak Betawi Ketinggalan Zaman, katenye, Anak betawi Gak Berbudaye, katenye”. Lagu yang populer pada zamannya tersebut terdengar tak asing. Potongan lagu tersebut adalah Sountrack Sinetron Si Doel Anak Sekolahan yang menceritakan Anak Betawi yang berusaha menerapkan nilai-nilai budayanya ditengah ibukota dengan budaya yang beragam. Ketika melintas di Daerah Cagar Budaya Betawi “Setu Babakan Ciganjur” berbagai acara dan pentas budaya pun digelar. Satu diantaranya, tentu saja, penampilan ondel-ondel yang merupakan ciri khas Betawi.

Kesenian Budaya Betawi yang hampir terlupakan, boneka besar dengan bobot sepuluh kilogram yang menjadi kebanggaan warga Jakarta inilah ondel –ondel. Kesenian ini menjadi ciri khas/icon pada saat acara pesta pernikahan ataupun perayaan ulangtahun kota Jakarta. Berbagai inovasi pun terus dilakukan, sebagai bentuk upaya pelestarian terhadap boneka yang dulunya dipercaya sebagai penolak bala baik dalam bentuk, ukuran, maupun bahan baku.


Namun tak mudah ternyata melestarikan ondel-ondel. Banyak generasi muda yang tak lagi tertarik untuk mempelajari hal tersebut. Ini membuat kesenian ondel-ondel perlahan tergerus zaman. Selain ondel-ondel, Kesenian Gambang Kromong bernasib serupa. Andai kata ada, jumlahnya tak banyak. Sepertinya kesenian-kesenian tradisional Betawi tersebut memang semakin dilupakan. Tergerus masuknya budaya asing yang gencar ditayangkan berbagai Media Televisi. Padahal kesenian Betawi adalah kesenian ibukota Negara ini, sudah sepantasnya menjadi hal yang patut dibanggakan. Tanggung jawab melestarikan budaya, adalah tanggung jawab bersama warga Jakarta. Jika bukan warga Jakarta, siapa lagi yang akan melestarikan seni dan budaya Betawi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar