Minggu, 02 Desember 2012

Memudarnya Nilai Kerukunan Masyarakat Desa dan Pendatang

Konflik yang terjadi antar warga desa akhir-akhir  ini semakin sering menjadi pemberitaan di media massa baik cetak maupun elektronik. Beragamnya masalah konflik yang timbul mulai dari masalah yang sepele, saling mengejek antar pemuda, sampai persoalan perbedaan pendapat dan pandangan antar warga desa akhir ini patut dijadikan sebagai bahan renungan bersama.

Salah satu potensi konflik yang terjadi pada masyarakat desa secara langsung dan terbuka adalah antara warga dusun (masyarakat kampung) dengan warga perumahan (masyarakat pendatang) sebagai masyarakat desa transisi. Masyarakat desa transisi merupakan masyarakat yang bertempat tinggal di perumahan dan permukiman baru di daerah pinggiran kota atau pinggiran pedesaan yang terjadi interaksi sosial sehingga terjadi tumpang tindih nilai-nilai tradisional peralihan menuju nilai-nilai modern.

Pada masyarakat desa transisi, peluang konflik  antara warga perumahan dengan warga dusun tersebut bisa terjadi akibat dari adanya pihak ketiga, yakni pihak developer perumahan dalam pembangunan sarana dan prasarana yang selalu mengabaikan pembangunan di dusun, sehingga menimbulkan kecemburuan sosial warga dusun,  kurang memberikan peluang integrasi sosial antara warga perumahan dengan warga dusun, serta kesempatan peluang kerja bagi warga dusun sebagai masyarakat asli yang sudah lama bertempat tinggal di desa tersebut.

Pengentasan Kemiskinan Berbasis Ilmu Pengetahuan Teknologi


Masalah pengentasan kemiskinan di Indonesia selalu menjadi bahan perdebatan oleh pihak yang punya kepentingan, apakah pro-rakyat atau pro-kelompok. Mulai dari data penduduk miskin, instansi pelaksana, hingga program pengentasannya, seolah tak akan berujung perdebatan tersebut. Tidak bisakah kita bersama memberikan sumbangsih pemikiran untuk membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan, karena yang akan dientaskan kemiskinannya ini merupakan saudara kita pula–orang-orang di sekitar kita–yang karena suatu sebab mereka dikelompokkan sebagai penduduk miskin dan mungkin kita termasuk yang jadi penyebabnya.

Data Penduduk Miskin
Pidato Kenegaraan Presiden pada 16 Agustus 2012 lalu yang menyebutkan jumlah penduduk miskin Indonesia saat ini adalah 19,1 juta jiwa menuai berbagai kritikan karena dianggap berbeda dengan data resmi BPS. Mengapa bisa demikian, ternyata bukan kali ini saja terjadi perdebatan.


Pergaulan Remaja di Masa Kini

Kondisi pergaulan remaja saat ini semakin berkembang, dari yang baik sampai yang buruk,  dan banyak yang bilang bila pergaulan remaja saat ini sudah sangat jauh berubah dibanding pada masa-masa sepuluh tahun silam, dan remaja sekarang lebih mampu berekspresi pada emosi dan mengungkapkan perasaan tanpa sembunyi-sembunyi dan malu seperti dulu.

Salah satu potret pergaulan remaja kini bisa kita ambil contoh pada fenomena Alay. Kendati awalnya terasa lucu, fenomena alay belakangan cenderung mengkhawatirkan. 4L@Y, apa sih? Istilah yang satu ini bukan tiba-tiba saja muncul. Alay kependekan dari anak layangan. Tapi dalam perkembangannya, terutama di ranah internet–sebut saja jejaring sosial, ciri-ciri seseorang disebut alay sudah makin melebar bahkan dianggap sebagai suatu trendsetter. Namun pada intinya sih sama, alay ditujukan bagi mereka yang dianggap kampungan, norak, dan lebay. Tapi juga meluas pada cara berpakaian, sampai cara menulis yang ajaib seperti 4L@Y tadi.